Saturday, September 27, 2008

Ramadhan dan syawal..



Ramadhan semakin berlalu..
bagaimanakah kita setelah sebulan di madrasah Ramadhan?
beruntungkah?
rugikah?
semuanya bergantung kepada diri kita..

Ramadhan..
satu nasib tak serupa,
peluangnya sama,natijah berbeza,
Ramadhan mereka gemilang cemerlang,
Mukmin berjasa diawal zaman,

Ramadhan kami malam terbuang,
Mukmin berdosa diakhir zaman..

Mereka gembira dengan kedatangannya,
Kami gembira dengan pemergiannya,
Malam mereka meriah disimbah nur al-quran,
Malam kami lena dibuai dengkur…

Mereka berlumba mengejar kemaarufan,
Tapi kami lesu diburu nafsu,
Hati mereka bercahaya digilap taqwa,
Jiwa kami gelap didera dosa…

Takbir mereka takbir kemenangan,
Hadiah mujahadah sebulan Ramadhan,
Takbir kami lesu tak bermaya,
Tanda kalah lemah tak berdaya,
Puasa sekadar lapar dan dahaga…


akhiirul kalam..selamat menyambut Syawal yang bakal tiba..
>> maafkan segala salah dan silap <<

Saturday, September 20, 2008

The Pencil Maker

The Pencil Maker took the pencil aside, just before putting him into the box. There are 5 things you need to know, he told the pencil, before I send you out into the world.

Always remember them and never forget, and you will become the best pencil you can be.

ONE: You will be able to do many great things, but only if you allow yourself to be held in Someone's hand.

TWO: You will experience a painful sharpening from time to time, but you'll need it to become a better pencil.

THREE: You will be able to correct any mistakes you might make.

FOUR: The most important part of you will always be what's inside.

FIVE: On every surface you are used on, you must leave your mark.

No matter what the condition, you must continue to write. The pencil understood and promised to remember, and went into the box with purpose in its heart.



Now replacing the place of the pencil with you; always remember them and never forget, and you will become the best person you can be.

ONE: You will be able to do many great things, but only if you place your Trust in Allah.

TWO: You will experience a painful sharpening from time to time, by going through various problems, but you'll need it to become a stronger person.

THREE: You will be able to correct any mistakes you might make.

FOUR: The most important part of you will always be what's on the inside.

FIVE: On every surface you walk through, you must leave your mark.

No matter what the situation, you must continue to do your duties. By understanding and remembering, let us proceed with our life on this earth having a meaningful purpose in our heart ..

Friday, September 19, 2008

Saturday, September 13, 2008

cintanya padaku...

Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam. "Bolehkah saya masuk?" tanyanya. Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk, "Maafkanlah, ayahku sedang demam", kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu.

Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah, "Siapakah itu wahai anakku?" "Tak tahulah ayahku, orang sepertinya baru sekali ini aku melihatnya," tutur Fatimah lembut. Lalu, Rasulullah menatap puterinya itu dengan pandangan yang menggetarkan.
Seolah-olah bahagian demi bahagian wajah anaknya itu hendak dikenang. "Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malaikatul maut," kata Rasulullah. Fatimah pun menahan ledakan tangisnya. Malaikat maut datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tidak ikut sama menyertainya. Kemudian dipanggilah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini.

"Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?", tanya Rasululllah dengan suara yang amat lemah. "Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu. "Semua syurga terbuka lebar menanti kedatanganmu," kata Jibril. Tapi itu ternyata tidak membuatkan Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan. "Engkau tidak senang mendengar khabar ini?", tanya Jibril lagi. "Khabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?" "Jangan khuatir, wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku: "Ku haramkan syurga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya," kata Jibril. Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan ruh Rasulullah ditarik.

Nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang. "Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini." Perlahan Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam, Ali yang berada di sampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka.

"Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?" Tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu. "Siapakah yang sanggup, melihat kekasih Allah direnggut ajal," kata Jibril. Sebentar kemudian terdengar Rasulullah mengaduh, kerana sakit yang tidak tertahan lagi.

"Ya Allah, dahsyatnya maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku." Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi. Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, Ali segera mendekatkan telinganya. "Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanukum" "peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu."

Di luar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan. Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan.

"Ummatii,ummatii, ummatiii" - "Umatku, umatku, umatku" Dan, berakhirlah hidup manusia mulia yang memberi sinaran itu. Kini, mampukah kita mencintai sepertinya? Allahumma sholli 'ala Muhammad wa baarik wa salim 'alaihi

Betapa cintanya Rasulullah kepada kita.

Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam. "Bolehkah saya masuk?" tanyanya. Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk, "Maafkanlah, ayahku sedang demam", kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu.

Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah, "Siapakah itu wahai anakku?" "Tak tahulah ayahku, orang sepertinya baru sekali ini aku melihatnya," tutur Fatimah lembut. Lalu, Rasulullah menatap puterinya itu dengan pandangan yang menggetarkan.
Seolah-olah bahagian demi bahagian wajah anaknya itu hendak dikenang. "Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malaikatul maut," kata Rasulullah. Fatimah pun menahan ledakan tangisnya. Malaikat maut datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tidak ikut sama menyertainya. Kemudian dipanggilah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini.

"Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?", tanya Rasululllah dengan suara yang amat lemah. "Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu. "Semua syurga terbuka lebar menanti kedatanganmu," kata Jibril. Tapi itu ternyata tidak membuatkan Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan. "Engkau tidak senang mendengar khabar ini?", tanya Jibril lagi. "Khabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?" "Jangan khuatir, wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku: "Ku haramkan syurga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya," kata Jibril. Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan ruh Rasulullah ditarik.

Nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang. "Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini." Perlahan Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam, Ali yang berada di sampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka.

"Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?" Tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu. "Siapakah yang sanggup, melihat kekasih Allah direnggut ajal," kata Jibril. Sebentar kemudian terdengar Rasulullah mengaduh, kerana sakit yang tidak tertahan lagi.

"Ya Allah, dahsyatnya maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku." Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi. Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, Ali segera mendekatkan telinganya. "Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanukum" "peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu."

Di luar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan. Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan.

"Ummatii,ummatii, ummatiii" - "Umatku, umatku, umatku" Dan, berakhirlah hidup manusia mulia yang memberi sinaran itu. Kini, mampukah kita mencintai sepertinya? Allahumma sholli 'ala Muhammad wa baarik wa salim 'alaihi

Betapa cintanya Rasulullah kepada kita.



Tuesday, September 9, 2008

peringatan buat diri



Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu dilalaikan oleh (urusan) harta benda kamu dan anak-pinak kamu daripada mengingati Allah (dengan menjalankan perintahNya). Dan (ingatlah), sesiapa yang melakukan demikian, maka mereka itulah orang-orang yang rugi. Dan belanjakanlah (dermakanlah) sebahagian dari rezeki yang Kami berikan kepada kamu sebelum seseorang dari kamu sampai ajal maut kepadanya, (kalau tidak) maka dia (pada saat itu) akan merayu dengan katanya: Wahai Tuhanku! Alangkah baiknya kalau Engkau lambatkan kedatangan ajal matiku ke suatu masa yang sedikit sahaja lagi, supaya aku dapat bersedekah dan dapat pula aku menjadi dari orang-orang yang soleh. Dan (ingatlah), Allah tidak sekali-kali akan melambatkan kematian seseorang (atau sesuatu yang bernyawa) apabila sampai ajalnya dan Allah Amat Mendalam PengetahuanNya mengenai segala yang kamu kerjakan.

Sunday, September 7, 2008

warna warni ke.H.I.D.U.P.an


Sering mengalami masalah sakit kepala atau tertekan? Tahukah anda warna juga mampu mengurangkan masalah tersebut..


HILANGKAN MASALAH SAKIT KEPALA : WARNA MERAH
Kajian mendapati bahawa warna merah dapat membantu mengurangkan rasa sakit kepala. Oleh itu jika anda mengalaminya, letakkan tuala lembap berwarna merah di atas mata. Ia mampu meningkatkan peredaran darah dan melonjakkan adrenalin.

MENGURANGKAN TEKANAN DI TEMPAT KERJA : WARNA BIRU
Rasa tertekan? Cuba fokuskan mata kepada sesuatu yang berwarna biru. Ia berupaya meransang suasana tenang dan ia dapat mengurangkan tekanan darah. Cuba ubah ”screen saver” komputer kepada warna-warna yang dapat membuatkan kita tenang dan kurang rasa tegang.

ELAKKAN INSOMNIA : WARNA MERAH JAMBU
Jika anda mengalami masalah sukar untuk tidur di waktu malam, apa kata cuba petua ini. Hiasi bilik tidur dengan warna merah jambu. Kajian mendapati bahawa warna ini mampu mewujudkan suasana santai dan selesa..

CERIAKAN MOOD : WARNA JINGGA
Apabila terasa murung dan berusaha untuk mengembalikan tenaga, cuba sesuatu yang berwarna jingga. InsyaAllah, pasti mood akan berubah.

LENYAPKAN KELETIHAN : WARNA HIJAU
Terdapat pendapat yang mengatakan warna hijau mempunyai kesan positif dalam sistem imunisasi selain dapat menggalakkan suasana harmoni di dalam badan. Kepada sesiapa yang mempunyai masalah mata pula, cuba perhatikan kehijauan alam ini seberapa kerap yang boleh..(petua ini berkesan kepada kawan saya) :)

Jom kita cuba !!

Tuesday, September 2, 2008

selamat..

Bismillahirrahmaanirrahiim..

Sejak kebelakangan ini, saya agak sibuk menyiapkan beberapa assignment..hari ini juga ada oral speaking utk subjek LHP456 (spoken english)..tetapi sempat sedikit masa ini dicuri untuk posting entri ini.. :D

Bersamaan dengan hari kemerdekaan pada 31 ogos yang lepas, 2 orang penting dalam hidupku menyambut hari istimewanya iaitu ummi dan sahabatku, nur hamizah..

Kepada ummi, kak ucapkan selamat hari lahir..semoga dipanjangkan umur dalam keta'atan padaNya dan dimurahkan rezeki yang halal.. ;)


Kepada sahabatku, nurhamizah bt mohd shariff..selamat ulangtahun perkahwinan yang pertama..semoga kebahagiaan menjadi milikmu.. :)